Kamis, 03 November 2016

Ghibah dosa besar


Jangan sombong


Kitalah yang buruk


Lebih baik tidak bisa matematika

GURU DI NEGARA MAJU LEBIH KHAWATIR JIKA MURIDNYA TIDAK BISA MENGANTRI KETIMBANG TDK BISA MATEMATIKA

Seorang guru di Australia pernah berkata :
“Kami tidak terlalu khawatir anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika”. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”

Saya tanya "kenapa begitu?”

Jawabnya :

1. Karena kita hanya perlu melatih anak 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran di balik proses mengantri.

2. Karena tidak semua anak kelak menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian dr mereka menjadi penari, atlet, musisi, pelukis, pengusaha dsb.

3. Karena semua murid sekolah pasti lebih membutuhkan pelajaran Etika Moral dan Ilmu Berbagi (sharing) dengan orang lain saat dewasa kelak.

”Apakah pelajaran penting di balik budaya MENGANTRI ?”

”Oh... banyak sekali.."

1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.

2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya jika ia mendapat antrian di tengah atau di belakang.

3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal.

4. Anak belajar disiplin, setara, tidak menyerobot hak orang lain.

5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri).

6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan berkomunikasi dengan orang lain di antrian.

7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.

8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.

9. Anak belajar disiplin, teratur, dan menghargai orang lain

10. Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.

11. Dan masih banyak pelajaran lainnya, silakan anda temukan sendiri..

FAKTANYA di Indonesia..

Banyak orang tua justru mengajari anaknya dlm masalah mengantri dan menunggu giliran, sbb :

1. Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!”

2. Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.

3. Ada orang tua yang memakai taktik/alasan agar dia/anaknya diberi jatah antrian terdepan, dengan alasan anaknya masih kecil, capek, rumahnya jauh, orang tak mampu, dsb.

4. Ada orang tua yang marah2 karena dia atau anaknya ditegur gara2 menyerobot antrian orang lain, lalu ngajak berkelahi si penegur.

5. Dan berbagai kasus lain yang mungkin pernah anda alami..

Yuk kita ajari anak2 kita, kerabat dan saudara untuk belajar etika sosial, khususnya ANTRI..

Ingat, budaya SUAP dan KORUPSI serta PUNGLI juga dimulai dari tidak mau mengantri utk jadi orang kaya.

Buah Kebaikan

⁠⁠⁠⁠⁠πŸŽπŸŠπŸ‹πŸ’πŸ‘‡πŸΏπŸ’πŸ‹

         Mari kita makan 
      10 BUAH KEBAIKAN
            setiap hari....!


1⃣. MARKISA :
(Mari Kita Sabar)

2⃣. STROBERI :
(Selalu Introspeksi Belajar Rendah Hati)

3⃣. SALAK :
(Selalu Baik Dalam Bertindak)

4⃣. JERUK :
(Jangan Berbuat Buruk)

5⃣. PISANG :
(Pantang Iri, Sombong, dan Angkuh)

6⃣. ANGGUR :
(Anda Gemar Bersyukur)

7⃣. MELON :
(Menolong Orang Lain)

8⃣. TOMAT :
(Tobat Sebelum Kiamat)

9⃣. TALAS :
(Tak Ada Kata Malas)

πŸ”Ÿ. MENTIMUN :
(Menuntut Ilmu Tidak  Banyak Melamun).

Selamat menikmati buah2 kebaikan......πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‡πŸ“πŸŠπŸ…πŸ‹

Petuah Bijak Kakek


Sawang Sinawang

Falsafah indah
SAWANG SINAWANG  

● Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat,
Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah..

● Aku melihat hidup teman2ku tak ada duka dan kepedihan,
Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri..

● Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian,
Ternyata ia begitu menikmati badai ujian dlm kehidupannya..

● Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna,
Ternyata ia hanya berbahagia "menjadi apa adanya"..

● Aku melihat hidup tetanggaku beruntung,
Ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung..

● Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rejeki orang lain..
Mungkin aku tak tahu dimana rejekiku..
Tapi rejekiku tahu dimana diriku..

● Dari lautan biru, bumi dan gunung, Tuhan telah memerintahkannya menuju kepadaku...

● Tuhan yang Maha pengasih menjamin rejekiku, sejak 9 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku..

● Amatlah keliru bila berkeyakinan rejeki dimaknai dari hasil bekerja.. Karena bekerja adalah ibadah, sedang rejeki itu urusan-Nya..

● Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda..

● Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati..

● Mereka lupa bahwa hakekat rejeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya..

● Rejeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, sang Pencipta menaruh berkat sekehendak-Nya..
Ikhtiar itu perbuatan..
Rejeki itu kejutan..

● Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rejeki akan ditanya kelak..
"Darimana dan digunakan untuk apa" Karena rejeki hanyalah "Hak Pakai", bukan "Hak Milik"... 

Semoga Bermanfaat selamat melakukan rutinitas.... Semangat ✊...